Page 4 - Al Ashri edisi 44
P. 4

IFTITAH














                               ABDUL MUTAQIN
                               Pemimpin Redaksi












                 etiap anak berbeda-beda karakter, intelektual,   Teori tentang kecerdasan pun mengalami
                 kemampuan, dan keseimbangannya. Seorang  pergeseran. Dahulu anak  akan dikatakan cerdas
            Spendidik yang bijak akan meletakkan peserta  apabila mampu memecahkan soal-soal hitungan
            didiknya pada tempat yang cocok untuknya, sesuai  dengan cepat dan akurat. Kecerdasan lalu
            dengan minatnya, dan pada lingkungan yang tepat  disimpulkan dengan kemampuan menghitung
            yang dapat membawa kebaikan baginya.             yang bersifat matematis. Yang jadi korban adalah
               Imam      Muslim     meriwayatkan    dalam    anak-anak yang tidak pandai menghitung. Mereka
            sahihnya,”Rasulullah shallalaahu ‘alaihi wa sallam  akan disebut ‘tidak cerdas’ meskipun dia cekatan
            memerintahkan kami untuk menempatkan manusia  saat bermain bola, piawai dalam menulis cerita,
            sesuai dengan kedudukannya.”                     ekpresif saat memainkan alat-alat musik, atau mahir
               Dr. Abdullah Nashih Ulwan menjadikan riwayat  memainkan kuas di atas kanvas saat melukis.
            tersebut sebagai ulasan pada sub bahasan tentang   Teori kecerdasan baru diperkenalkan. Bahwa
            ‘Memperhatikan Bakat (Talenta) Anak’ dalam  ada kecerdasan ganda atau  multiple intelligence
            kitabnya yang sangat terkenal; Tarbiyah al Awlad.   yang membuka ruang bahwa setiap anak memiliki
               Ulwan mengulas, bahwa pendidik perlu  kecerdasan sendiri-sendiri. Ada anak yang memiliki
            mendorong anak menempuh minat yang sesuai  kecerdasan sains, bahasa, seni atau olah raga. Tinggal
            bakatnya. Jika ia berminat pada bidang sastra, syair  persoalannya, di mana posisi kecerdasan anak itu
            dan jurnalistik, maka ia tidak akan sukses dalam  berada, di situlah nanti perhatian melejitkan potensi
            bidang teknik, kedokteran dan sains. Jika ia berbakat  kecerdasannya diprioritaskan.
            dalam bidang teknik, sains atau kedokteran, maka ia   Madrasah yang berikhtiar mengembangkan
            tidak akan mungkin berprestasi dalam bidang syair  pendidikan dengan basic   multiple intelligence
            dan sastra.                                      terhitung masih jarang. Bisa  jadi karena
               Memang tidak mudah membuat anak  pengembangan pendidikan model ini memerlukan
            berprestasi pada setiap ilmu yang ia geluti dan pada  sumber daya pendidik dan tenaga pendidikan (SDM)
            setiap materi pelajarannya. Akan tetapi akan lebih  profesional,  didukung  sumber  daya  keuangan
            mudah membuat anak berprestasi pada materi-      (SDK) yang kuat dan sokongan stakaeholder yang
            materi pelajaran yang ia sukai dan yang ia minati.  memiliki keselarasan visi dengan visi madrasah.
            Sedangkan pada materi yang ia benci, mustahil       SDM profesional, SDK yang kuat dan
            dapat membuatnya mencapai puncak prestasi.       stakaeholder yang satu visi menjadi prasyarat
               Para pakar pendidikan Islam yang dimotori Ibnu  memuluskan cita-cita membangun pendidikan
            Sina menekankan pentingnya memberi perhatian  dengan basic multiple intelligence.
            pada minat, bakat dan kemampuan alami anak ketika   Madrasah pembangunan punya cita-cita.
            membimbing mereka pada profesi yang mereka  Menjadi lembaga pendidikan yang mampu
            pilih, atau pada studi yang menjadi orientasinya.  mengembangan  multiple intelligence. Mengapa
            Tujauannya  jelas, agar peserta didik berkembang  tidak?
            sesuai bakat, minat, dan kecerdasannya.
            2        ed

                     edisi 44isi 44
   1   2   3   4   5   6   7   8   9