Page 7 - Al Ashri edisi 44
P. 7

SENI budaya




                                                                            Khalila Rania Zahra, 9 H








                             Tik Tok Tik Tok









            Tik tok tik tok                                  menjauhkan dirinya, tubuhnya kaku seperti
               Aku duduk. Aku mencium bau rumah sakit  ada di dalam modus siaga. Aku bisa mendengar
            yang kini sudah terbiasa berada di hidungku. Aku  samar-samar bunyi jam tua itu di kepalaku,
            merenung dan merenung.                           menghantamku dengan realita. Dengan mata
                                                             curiga dan ketakutan ia mulai berteriak histeris
            Tik tok tik tok                                  di depanku.
               Aku duduk dengan gelisah, sambil memainkan      Hatiku sakit melihatnya seperti ini. Jantungku
            kerah bajuku.  Bunyi jam tua miliknya terngiang  tetap berdebar keras.
            di kepalaku. Aku merasa kosong. Hampa. Aku         Aku terpaku di pintu masuk. Seakan-akan
            tahu sebentar lagi itu akan datang.              kakiku terikat pada tanah di bawahku.
                                                               Aku  bisa melihat  beberapa  suster  memasuki
            Tik tok tik tok                                  kamar ibuku.
               Sekarang  aku  berdiri.  Oh.  Ia memanggilku.   “Ibu.. tenang... tidakkah ibu ingat? Itu anak ibu..
            Aku memejamkan  mata dan  menghela nafas.  Ovelia,” ujar salah satu suster menenangkannya.
            Kemudian aku berjalan ke salah satu ruang  Aku menghela nafas dengan gemetar.  Aku
            perawatan intensif di rumah sakit ini. Mungkin,  memaksakan senyum.
            baginya ini adalah kamar tidurnya.                 “Mama..,” Ucapku pendek.
                                                               Ibuku menjadi tenang. Ia duduk kembali di
            Tik tok tik tok                                  kasurnya. Ia melihatku.
               Aku sampai ke kamar itu.  Tanganku basah        “Ovelia..?,”  Tanya ibuku, wajahnya penuh
            berkat keringat yang memutuskan saatnya untuk  oleh kebingungan.
            keluar melalui pori-pori kulitku. Aku melihat ke   “Kukira... kau sudah besar sekali..,” ujarnya,
            kasur. Di sanalah ia berada.                     matanya berlinang air mata.
            Di sanalah ia akan bertemu dengan ajalnya.         Aku menahan nafasku. Ibu selalu berkata itu
                                                             setiap aku datang berkunjung.
            Tik tok tik tok                                    Aku tidak tahu apakah aku harus sedih atau
               Suara jam tua itu terdengar lebih kencang  marah.  Aku tidak  tahu. Aku  menyayanginya
            sekarang.   Aku    mendekatinya.    Jantungku    dengan  sangat. Dan  itu  membunuhku  setiap
            berdebar. Aku tidak ingin melihatnya. Tetapi, aku  kali aku bertemu dengannya, ia selalu bertanya
            harus. Ini akan menjadi saat terakhir aku akan  pertanyaan yang  sama. Aku tidak bisa hidup
            melihat senyumannya.                             dengan tenang tanpa mengingat kalau otak ibuku
                                                             berbeda.
            Tik tok tik tok                                    Alzheimer.  Terkutuklah penyakit ini.  Yang
               Aku dapat melihat ia sedang tersenyum  lebih parah dari semua ini adalah; ia masih
            di kasurnya, menatap ruangan hampa.  Ia  berpikir kalau ayah masih hidup. Aku tidak
            mengalihkan       pandangannya      kepadaku.    mengerti mengapa Tuhan memberi kami cobaan
            Senyumnya menghilang. Digantikan oleh  seperti ini. Aku mencoba untuk mengerti. Tetapi,
            picingan mata dan kerutan bibir.     Lalu ia  aku sudah tidak kuat lagi mendengar tangisannya

                                                                                                       5

                                                                                            ed
                                                                                            edisi 44isi 44
   2   3   4   5   6   7   8   9   10   11   12